Hubungi Kami!

SMA SWASTA RK BINTANG TIMUR

Pematangsiantar, Sumatera Utara

Logo Khusus

Kongregasi Kasih Yesus dan Maria Bunda Pertolongan Baik (KYM)

Kongregasi Kasih Yesus dan Maria Bunda Pertolongan Baik (KYM)

 

Sejarah KYM di Indonesia

Kongregasi KYM hadir di Indonesia sejak tanggal 1 April 1928 tepatnya di Bagan Siapi-api. Atas undangan Mgr. Mathias Brans kepada Pimpinan Umum di Belanda melalui korespondensi sejak tahun 1924. Mgr. Brans meminta kehadiran para suster Van Liefde membantu melayani di sekolah, poliklinik atau memberikan pendidikan tentang pola hidup sehat kepada umat Katolik. Tujuan misi pertama adalah Bagan Siapi-api kota terbesar kedua di Pantai Timur Sumatera. Mayoritas penduduknya Tionghoa dengan beberapa orang Belanda, Jawa dan Aceh. Mata pencaharian utama sebagai nelayan. Misionaris pertama yang diutus adalah Zr. Kostka Maas, Zr. Cleta Hendrik, Zr. Laurentia Hamelijnk dan Zr. Margaretha Pijnappels. Sebagai biara sementara para suster tinggal di sebuah rumah kontrakan yang sekaligus sebagai gedung sekolah. Karya pertama adalah pendidikan di sekolah. Para suster menangani voorklas (sekolah informal) dan Hollandsch Chinesche (HSC). Pada perkembangan selanjutnya, masyarakat membutuhkan pelayanan kesehatan maka dari Schijndel diutus Zr. Bonifasia Peters dan Zr. Radulpha Jansen untuk melayani di poliklinik kecil. Para suster juga merawat para penderita kusta, penyakit yang sangat menakutkan pada masa itu. Mereka mendirikan rumah perawatan orang kusta. Misi pelayanan Kongregasi berkembang ke Kutaraja tahun 1929 dengan pelayanan sekolah. Misi yang ke tiga ada di Pematang Siantar dengan mayoritas penduduk suku Batak. 54 Pada tanggal 16 januari 1933, para suster misionaris tiba di Pematangsiantar, kota yang sangat terbuka pada pendidikan. Para suster melayani di bidang pendidikan. Gedung biara selesai dibangun tahun 1935 yang selanjutnya menjadi rumah induk kongregasi. Pelayanan pendidikan sangat berkembang, selain mengajar di sekolah para suster juga terlibat kegiatan pastoral di Gereja: mendampingi katekumen, memberi kursus menjahit untuk para gadis. Ketika Jepang menduduki Indonesia (1942-1945), para suster misionaris dibawa ke kamp konsentrasi termasuk para suster dari Bagansiapi-api. Setelah perang berakhir para suster tidak lagi kembali ke Bagansiapi-api karena pelayanan kurang berkembang, penduduk Tionghoa kurang tertarik menjadi Katolik dan sebagaian besar penduduk adalah suku Melayu beragama Islam. Para suster Misionaris menetap di Pematangsiantar. Dalam perkembangan selanjutnya tahun 1955 para calon sudah dibina di Pematang Siantar yang sebelumnya dibawa ke Belanda. Secara kuantitas jumlah suster pribumi bertambah dan pelayanan juga semakin meluas. Perkembangan anggota kongregasi dan kebutuhan masyarakat mendorong terwujudnya otonom tanggal 19 November 1990. Kongregasi yang sudah mandiri ini dikenal dengan nama Kongregasi KYM. Jumlah calon semakin bertambah dan pelayanan kongregasi semakin meluas. Berdasarkan data per tahun 2022, Jumlah seluruh suster ada 258 suster (Kaul kekal 160 orang, suster Yunior 57 orang, Novis I: 13 orang, Novis II: 12 orang dan Postulan: 16 orang). Pembinaan hidup religious KYM dimulai dengan masa yuvenis-Postulan selama ± 10 bulan. Pembinaan berlanjut pada tahap novis selama 2 tahun. Pembinaan dasar sebagai religious 55 sangat penting demi masa depan kongregasi dan kebutuhan masyarakat. Selama pembinaan di Novisiat, para calon disadarkan akan arti panggilan sebagai religious KYM. Setiap tanggal 24 Mei pada hari Pesta Maria Bunda Pertolongan Baik, para Novis mengikrarkan Kaul Perdana. Pembinaan ini masih berlanjut pada masa yunior. Melalui pembinaan yang terus menerus, para Suster yunior didampingi agar semakin menyadari panggilan dan pada akhirnya berani untuk berkaul kekal. Jumlah biara KYM 38 rumah dan tersebar di 14 Keuskupan yakni: Keuskupan Agung Medan, Padang, Sibolga, Jakarta, Surabaya, Malang, Semarang, Bogor, Kupang, Atambua, Merauke, Palangkaraya, Dili-Timor Leste dan Keuskupan Daru Kiunga, Papua New Guinea. Karya pelayanan kongregasi meliputi Pastoral Langsung, Pendidikan, Kesehatan, Sosial, Rumah Retret, CU (Credit Union), Asrama, TPA (Taman Penitipan Anak), dan Rehabilitasi Adiksi Narkoba. Melalui karya pelayanan kongregasi, para suster mewujudkan visi kongregasi KYM yakni Mewujudkan dunia layak dihuni.