Hubungi Kami!

SMA SWASTA RK BINTANG TIMUR

Pematangsiantar, Sumatera Utara

Logo Khusus

Renungan

2025-08-02 11:04:52

Sabtu, 2 Agustus 2025 (Mat 14:1-12)

 

 

Saudara-saudari yang terkasihh.. Salam jumpa Kembali di Renungan Pagi SMA Swasta RK Bintang Timur Pematangsiantar, Sabtu, 02 Agustus 2025. Hari Biasa Pekan ke tujuhbelas (XVII). Semoga Belas Kasih dan Kerahiman dari Hati Yesus yang Maha Kudus memberkati anda semua. Amin.

Tema Renungan kita kali ini adalah: Kesetiaan dalam Kebenaran, Meski Berisiko.” Namun sebelumnya, mari kita persiapakan hati dan kita awali permenunga kita dengan tanda kemenangan kristus. Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus..

Para Saudari-saudara yang dikasihi dan mengasihi Hati Yesus. Bacaan Injil hari ini mengisahkan tentang kematian St. Yohanes Pembaptis. Saat mendengar karya Yesus. raja Herodes teringat akan Yohanes Pembaptis dan merasa bersalah karena telah memenggal kepala Yohanes. Yohanes dihukum karena menegur Herodes yang mengambil istri saudaranya. Meskipun tahu bahwa Yohanes adalah orang benar, Herodes tunduk pada tekanan publik dan sumpah yang diucapkannya di hadapan tamu-tamunya. Maka, demi menjaga gengsi, ia mengorbankan suara kenabian. Lalu apa hikmah dari peristiwa tersebut? Saya menawarkan 3 hal saja:

  1. Kebenaran Memerlukan Keberanian.: Yohanes Pembaptis adalah gambaran keteguhan iman. Ia tidak kompromi dengan dosa, meski harus menghadapi penguasa. Ia lebih memilih kehilangan nyawa daripada kehilangan integritas. Dalam hidup kita, adakah kita berani bersuara membela kebenaran, walau itu tidak populer atau membuat kita berisiko?

  2. Jangan Menjual Kebenaran Demi Gengsi atau Tekanan Sosial. Herodes tahu bahwa Yohanes adalah orang suci, tetapi ia memilih menyenangkan orang banyak daripada membela yang benar. Kadang dalam hidup, kita pun tergoda untuk “mengorbankan” nilai-nilai Injil demi kenyamanan, popularitas, atau tekanan relasi. Injil mengajak kita jujur dalam menghadapi pilihan-pilihan moral dalam hidup sehari-hari.

  3. Suara Kenabian Tak Pernah Sia-sia. Walau Yohanes mati secara tragis, kesaksian hidupnya tetap bersinar. Ia menyiapkan jalan bagi Sang Mesias dan menjadi simbol kesetiaan pada suara hati. Kita semua dipanggil untuk menjadi “nabi kecil” dalam lingkungan kita — lewat hidup yang konsisten, jujur, dan membawa terang bagi sesama.

Nah para sahabatku, saudari-saudara yang dikasihi dan mengasihi Hati Yesus. St. Yohanes Pembaptis menjadi teladan tentang bagaimana seorang murid sejati harus hidup: berani menyuarakan kebenaran, tidak tunduk pada kompromi dosa, dan setia sampai akhir. Semoga Hati Kudus Yesus merajai hati kita sehingga kita menjadi pewarta kebenaran dan cinta, walau itu menuntut pengorbanan. Sebab dalam pengorbanan yang tulus, Kerajaan Allah hadir dan bertumbuh. Tuhan memberkati. Berkah Dalem. Dalam nama bapa dan putra dan roh kudus. Amin

Dengarkan Renungan
Kecepatan: 1x